Berdalih “Tiket Full”, Travel Umroh Telantarkan Jemaahnya
Related Articles
Makkah (KUH – KJRI) Di saat agenda umroh telah beranjak dari puncak keramaiannya di bulan Ramadhan, Kantor Urusan Haji (KUH) KJRI Jeddah masih menerima aduan kasus penelantaran jemaah umroh. Setidaknya 13 orang jemaah umroh yang berasal dari Palembang, telah 5 hari lebih lama tinggal di Makkah karena tidak mendapatkan tiket pulang. Beruntung jemaah yang rata-rata belum ada pengalaman perjalanan ke luar negeri ini masih didamping oleh tour leader-nya, hingga akhirnya rombongan jemaah tersebut dievakuasi ke wisma KUH KJRI Jeddah di wilayah Makkah tepat setelah batas kemampuan mereka tinggal di hotel.
Pemimpin perjalanan rombongan jemaah tersebut Mursydah Muhlis Marwah mengatakan, bahwa dari awal pemberangkatan travel ZZ yang mereka gunakan telah menampakkan gelagat kurang baik. Mulai dari penundaan agenda pemberangkatan hingga penambahan biaya diluar kesepakatan. “Kita berangkat seharusnya terjadal pada 28 Maret, dan ternyata beberapa kali ada penundaaan. Penundaan itu katanya karena urusan visa, katanya juga kekurangan biaya. Akhirnya kita dikenakan biaya tambahan. Visa kemudian keluar di akhir Ramadhan, kemudian kita berangkat dengan uang tambahan tersebut 2 hari sebelum lebaran”, Ujar Mursydah.
Menurut keterangan Mursydah, rombongan jemaah yang sebagian besar berusia lanjut tersebut diberangkatkan dari Palembang menuju ke Jeddah dengan rute 2 kali transit, di Jakarta dan di Kualalumpur. Setelah tiba di Jeddah, perjalanan berlanjut ke Madinah dan tinggal di kota nabi tersebut selama 2 hari. Setelah solat Id dan lebaran di Madinah agenda dilanjutkan ke Makkah dan rencananya tinggal selama 5 hari atau sampai tanggal 20 Juni. Namun permasalahan muncul setelah batas seharusnya mereka tinggal Makkah telah berakhir. Pihak travel menyatakan tidak dapat menyediakan tiket pulang karena lagi “Full”, kemudian menawarkan tiket untuk 6 orang saja.
”Sampai pada batas kami tinggal di Makkah kemudian pihak travel menyatakan belum ada tiket untuk pulang. Katanya tiket full, kemudian kita dikasi tiket untuk tanggal 25 Juni. Itu pun hanya disediakan untuk 6 orang saja. Sedangkan jumlah jumlah jemaah ada 13 orang. Kemudia saya bilang tidak mau, kita tidak mau dipisah-pisah, karena jemaah kebanyakan sudah lanjut usia. Jadi saya maunya gabung saja, karena kasihan mereka belum ada pengalaman perjalanan luar negeri”, kata Mursydah.
Untuk biaya hidup jemaah selama di Makkah, Mursyda mengaku menggunakan biaya dari kantong pribadi. Ia bahkan juga menalangi beberapa biaya ekstra yang dikenakan oleh pihak travel sejak awal keberangkatan. “Untuk biaya pemberangkatan umroh ini kita dikenakan biaya paket 19juta dari travel ZZ per paket, dan kemudian ada tambahan. Itu hanya paket umroh saja. Selama 4 hari setelah tanggal 20 Juni itu saya yang nanggung. Di Madinah saya sudah menyerahkan 20 juta kepada pihak travel karena minta tambahan katanya untuk tiket pulang. Travel minta tambahan 10 juta per jemaah, Tapi rata-rata mereka (jemaah) gak ngasi 10 juta, mereka ada yang ngasi 7 juta, ada yang 5 juta”, tutur Mursyda.
Sejak mendapat laporan dari Nur, mukimin Makkah yang juga anggota satgas PWNI wilayah Makkah pada hari senin sore (25/6), Staf Teknis Haji (STH) 1 Ahmad Dumyathi Bashori menginstruksikan petugas wisma KUH Makkah untuk mengevakuasi. Sebagai tindak lanjut untuk menangani kasus tersebut, Ahmad Dumyathi menugaskan divisi penanganan kasus jemaah umroh KUH KJRI. Selanjutnya melaporkan kejadian tersebut kepada kementerian haji dan umroh bidang pengawasan umroh Ing. Abdul Aziz Damanhuri, bahwa ada 13 orang jemaah umroh WNI tidak dapat pulang karena persoalan tiket. Selama proses penyelesaian tersebut, KUH KJRI Jeddah juga berkoordinasi dengan Staf Teknis Imigrasi KJRI Jeddah.
Setelah diketahui pihak muassa yang menjadi bagian dari proses pemberangkatan perjalanan umroh tersebut, dengan sigap divisi penangan kasus umroh KUH KJRI Jeddah menghubunginya. Pada pukul 16.30 WAS (26/6) pihak muassasah Syarikat Al Iwa datang. Proses pnyelesaian kasus pun semakin menemukan titik terang setelah pihak terkait bertemu di wisma KUH Makkah. Ahmad Dumyathi menjelaskan duduk perkaranya bahwa mereka tidak dapat pulang dari tanggal 23 Juni. Namun upaya komunikasi dengan pihak travel ZZ tidak membuahkan hasil. “tolong mrk dibantu agar segera dipulangkan”, pinta Ahmad Dumyathi saat bertemu dengan muasasa yang juga dihadiri oleh perwakilan Staf Teknis Imigrasi, perwakilan satgas PWNI serta perwakilan jemaah.
Saat pertemuan dengan muasasa tersebut, STH 1 yang di sebut konsul haji di wilayah Arab Saudi ini juga menyampaiakan untuk tempat tinggal sementara jemaah akan diakomodir di wisma haji Makkah dengan seadanya. Kemudian STH1 juga meminta kepada pihak muassasah agar juga disiapkan makanan. “Tolong mereka (jemaah, red) dibantu makanan, agar tidak ada yang jatuh korban akibat keterlambatan pemulangan mereka ke tanah air. Maklum persediaan bekal uang mereka juga sudah habis.” Kata STH 1.
Sebagai respon dari hasi pertemuan tersebut, pada pukul 18.30 WAS utusan muassasa Iwa datang dengan membawa uang sebesar SAR. 1300 untuk membantu penyediaan makanan jemaah. Bantuan tersebut diterima langsung STH 1 dan kemudian diserahkan kepada jemaah di kantin wisma KUH Makkah setelah makan malam bersama.(Zky/KUH)
Let me tell You a sad story ! There are no comments yet, but You can be first one to comment this article.
Write a comment