Indahnya Persaudaraan Di Musim Haji
Related Articles
Beberapa hari terakhir beredar video viral yang menarik terkait jemaah haji Indonesia. Dalam video itu tampak seorang jemaah yang lemah dan renta tengah dipanggul jemaah lainnya yang bertubuh kekar.
Berjalan menyusuri terowongan panjang.
Jemaah sepuh tersebut bernama Imam Hambali yang berasal dari Nganjuk, Jawa Timur. Kakek berusia 60 tahun itu tergabung dalam kloter SUB 59. Kondisi fisiknya memang sudah menurun karena didera sakit dan pernah menjalani operasi tulang punggung.
Saat hendak memasuki terowongan Mina untuk prosesi melempar jumroh, langkahnya terasa gontai dan kakinya memberat.
Ia lalu menepi. Menarik napas dan berusaha menguatkan kaki yang rapuh. Sejenak ia diam dan berdoa.
Demi melihat kondisi kakek Hambali yang payah dan lunglai, ada dua jemaah haji yang tergerak untuk membantu.
Siapa kira satu di antara orang yang ringan tangan itu adalah seorang dokter. Ia bernama dr. Firas al-Ruhaim.
Seorang dokter ahli kandungan. Ia warga negara Suriah yang kini tinggal di Ukraina.
Dr. Firas merasa kasihan melihat ada seorang jemaah haji Indonesia yang sudah renta dan berjalan tertatih kepayahan. Dia mengenali dari baju batik dan ada bendera merah-putih di tas kecil yang disandangnya.
Dokter itu bersama rekan jemaah lain, seketika tergerak untuk membantu jemaah berbaju batik hijau tersebut yang tak lain adalah kakek Hambali.
“Saya merasa kasihan melihat bapak itu sudah tua dan tampak lemah. Saya dan rekan jemaah lain, langsung berinisiatif untuk membantunya,” tuturnya menceritakan.
Semula mereka berdua menggotong bersama jemaah Indonesia itu.
“Namun karena dianggap ribet dan tidak efektif, maka teman yang satunya meminta berbagi tugas. Dia yang memanggul pak Hambali, dan saya diminta untuk menjaga dan memegangi dari samping,” ceritanya lagi.
Mereka berdua bahu-membahu membantu sang kakek berjalan menyusuri lorong panjang Mina hingga 2 km.
Menurut penuturannya, ia terkesan dengan sikap para jemaah haji Indonesia. “Jemaah Indonesia itu baik, ‘humble’ (ramah), sopan santun dan tidak macam-macam. Seperti halnya pelajar-pelajar Indonesia yang saya temui di Suriah,” katanya menilai.
Sehingga ia merasa tidak asing dan cukup dekat dengan jemaah-jemaah haji dari Indonesia.
Ia mengaku berbuat seperti itu terinspirasi sikap umat muslim Indonesia yang penuh toleransi dan rasa persaudaraan.
“Alangkah indahnya kalau antar umat Islam bisa saling membantu dan teretas tali ukhuwah yang kokoh,” ujarnya berharap.
Ia juga sempat menceritakan kenapa kemudian ia hijrah ke Ukraina. Sebab di negaranya Suriah ketika itu berkecamuk perang. Banyak korban tewas, termasuk kakaknya sendiri. Sehingga ia memutuskan untuk hijrah dan tinggal di Ukraina, negeri dimana istrinya berasal.
Ia berharap perang segera usai dan antar negara muslim bisa saling membantu dan menjaga persaudaraan, seperti teraktualisasi dalam ibadah Haji.
Menurutnya sudah saatnya umat Islam bersatu dan menebarkan rahmat serta perdamaian dunia.(Syarofin Arba/p-ppih).
Let me tell You a sad story ! There are no comments yet, but You can be first one to comment this article.
Write a comment